Rabu, 23 November 2016

Aku juga mencintaimu

Aku tidak bisa memilikimu karna suatu alasan. Sebuah keyakinan yang aku bawa sampai hari ini. Aku tidak bisa menjadikanmu miliku karna itu bukanlah hakku. Hakku adalah berdoa jika suatu saat Tuhan menghadirkanmu sebagai separuh jiwaku.

Dan saat ini, pergilah. Lebarkanlah langkah kakimu. Jelajahi duniamu dan temukan jati dirimu. Untuk masalah jodoh, Tuhan bahkan sudah selesai mengaturnya. Tenangkan dirimu.

Pergi tidak selamanya berpisah. Karna suatu waktu setelah pengembaraanmu kamu bisa kembali. Kembali tidak juga selamanya berjalan kebelakang. Tapi kamu bisa berputar untuk tujuan yang sama.

Dan jika kamu mencintaiku, kembalilah di saat kamu sudah mengerti maksud hatiku. Aku juga mencintaimu tapi memilihmu bukan pilihan yang dapat aku pilih.

Aku akan menerima dirimu dengan lebih baik setelah kamu menemukannya.

Minggu, 23 Oktober 2016

Kamu Bukan Kamu

Kamu tau bagaimana rasanya jadi aku. Remaja yang jatuh hati pada temannya sendiri. Sedangkan aku tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menyembunyikannya.

Sungguh, apa kamu tau rasanya jadi aku. Aku yang sering terbakar api cemburu. Persahabatan seperti ini benar-benar menyiksa dan mematikan batinku.

Aku yang menatapmu dari jauh sedang bercanda gurau dengan yang lain. Seakan aku melihat dia adalah aku. Dan apa kamu tau jika aku sedang patah hati. Harapan yang kamu beri padaku, kini telah kau beri pada yang lain.

Dan sungguh untuk yang kesekian kalinya. Apa kau tau rasanya jadi aku. Dengan angkuhnya kamu berjalan di depanku. Menjadi sosok yang tak lagi kukenali. Kamu bukan kamu yang aku cinta. Kamu bukan kamu.

Dan kenapa baru sekarang kamu memperhatikan aku yang berjalan menjauh darimu. Lalu kemana dirimu saat aku berusaha merapatkan jarak antara kita.

Aku benci dirimu tapi aku tidak bisa berbohong kalau aku masih mencintaimu. Sebagai sahabat dan bahkan bisa lebih dari itu. Semoga kau mengertikan rasa sakitku selama ini.

Jumat, 14 Oktober 2016

Caraku Mencintaimu

Justru karna aku mencintaimu. Aku ingin menjaga pandangan darimu. Aku menjaga jarak darimu. Aku mencoba untuk memantaskan hatiku untukmu.

Sebab aku jatuh cinta lebih awal, aku tidak ingin memiliki sesuatu yang haram bagiku. Meski aku selalu berfikir, aku akan kehilanganmu saat aku memilih jalanku dan caraku ini. Memang aku punya cara yang berbeda dari gadis lainnya. Aku tau kamu tidak akan jatuh cinta padaku saat kamu juga tidak tau jika sebenarnya aku telah jatuh cinta lebih dulu darimu.

Aku mencintamu, tapi bukan alasanku harus memilihmu. Dan begitu sebaliknya, aku yang mencintaimu dan tidak berharap banyak agar kamu memilihku.

Kita hidup di negara yang bebas. Negara yang punya aturan yang bebas. Tapi aku punya agama yang mengikat. Bukan mengikat, tapi menganjurkan. Bukan aku ingin jadi sok alim, tapi aku juga berharap bisa mendapatkan sesuatu yang paling baik untukku dari Tuhanku.

Dan untuk kamu. Laki-laki yang berusia lebih muda dariku, terima kasih atas pertemanan dan persahabatan kita. Kamu bebas memilih jalan mana yang akan kamu lakukan untuk kisah cintamu. Pesan dariku, aku akan selalu bahagia dengan siapa kamu menjatuhkan  hatimu meskipun bukan diriku ini. Aku senang sekalipun kamu memilih cara yang berbeda dengan caraku.

Ingat, sebab jodoh tidak akan tertukar. Jika memang kamu adalah jawaban dari doa-doaku, maka aku terima dengan suka cita. Jika ternyata bukan, maka aku lepaskan kamu setulus hati untuk menjemput bidadari pilihan Tuhan yang tercipta hanya untukmu seorang.

Minggu, 09 Oktober 2016

Aku Merindukan Kamu yang Dulu

Masa lalu adalah tentang kata kita. Kita tanpa hubungan yang mengikat untuk bersama. Tanpa kejelasan bisa tertawa dan bergurau bahkan semuanya. Aku memilikimu dengan egoku. Dan kamu memilikiku dengan egomu.

Masa lalu. Ia menjelaskan padaku bahwa kamu itu aku dalam wujud yang berbeda. Kita serupa tapi berbeda. Kita sama tapi tak kunjung satu.

Aku jatuh cinta padamu dan sepertinya kau juga merasa. Aku suka dengan tawamu dan tingkah konyolmu dan aku rasa kamu tau itu. Aku marah saat kamu tak lekas menghubungiku dan aku tau kamu tau itu.

Masa lalu. Dimana cerita kita masih pada satu tempat, satu waktu, dan satu alur. Aku pernah merasakan hangatnya genggamanmu meski aku tidak berani membalasnya. Aku pernah merasa bahwa aku akan sangat takut kehilangan kamu, dan itu terjadi sekarang.

Masa kini. Kita telah menjadi dua komponen yang berbeda. Aku dan kamu. Masa kini memberikan 'dan' untuk memisahkan kita. Bahkan masa kini telah mengenalkanku pada kamu di masanya. Kamu yang tidak lagi kukenal hatinya. Kamu bukan kamu yang kumiliki dengan egoku.

Masa kini. Pesanmu terbengkalai sejak beberapa tahun lalu. Suara dan tawamu yang kini kurindukan. Bahkan bayanganmu saja membuatku menjerit dalam bungkam tanganku sendiri.

Cerita di masa kini menyeramkan. Kamu pergi tanpa ucapan selamat tinggal. Kamu meninggalkan hatiku untuk berjuang sendiri. Kamu bagaikan jutaan bunga yang layu dan meninggalkan aroma yang busuk.

Dan masa depan. Aku ingin bertanya padamu, apakah ada dirinya di masamu bersamaku. Apakah di masamu aku semakin kehilangannya.